Percetakan - Distributor - Agency - Buku Islam - Sepatu Cibaduyut - Rokok Herbal - Sabun Sirih Terapi Kesehatan Herbal - Aquarium - Marketing Penerbit Ash-Shiddiq Press - Bisnis Ekonomi Islam - Menjalin Kerjasama Bisnis Peminat Serius Kontak e-mail: iipguru@yahoo.com atau Chatting di My Facebook atau Tinggalkan Pesan di Box IKLAN/ORDER BISNIS

KERJA SAMA BISNIS

ASHTRO BISNIS melayani kerjasama saling menguntungkan dengan cara-cara sesuai dengan Syari'at Islam.
Informasi : 081 22 100 2536

@SHTRO ROKOK HERBAL

MARKETING BANDUNG

Jumat, Agustus 07, 2009

DO'A-DO'A SEPUTAR RAMADHAN



D. SEPUTAR SHAUM RAMADLAN

1. DO’A BERBUKA SHAUM (1)
Dari Abu Zuhrah, Rasulullah SAW jika berbuka berdo’a:
اَللــّٰـهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
ALLOHUMMA LAKA SHUMTU WA ‘ALA RIZQIKA AFTORTU
Ya Allah bagimu aku berpuasa dan atas rizki-Mu aku berbuka.
(HR. Ibnu Abi Syaibah & Ad-Daruquthny)

2. DO’A BERBUKA SHAUM (2)
Dari Marwan: “Aku melihat Ibnu Umar mengelus janggutnya lalu berhenti dan berkata: “Adalah Rasulullalh SAW jika berbuka membaca:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتـَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثـَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
DZAHABAD DLOMA-U WABTALATIL ’URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA-ALLOH
Telah hilang rasa lapar dan basahlah tenggorokan, tetaplah pahala atas kehendak Allah.
(HR. Abu Dawud)

3. DO’A LAILATUL QADAR
Dari Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku bertepatan dengan Lailatul qadar, apa yang kubaca?” Beliau menjawab: “Ucapkanlah:
اَللــّٰـهُمَّ إِنــَّكَ عَفُوٌّ تــُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
ALLOHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNY
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau mencintai ampunan, maka ampunilah aku.
(HR. Imam yang lima kecuali Abu Dawud)

4. TAKBIR PADA ‘ID
Dari Salman berkata: Bertakbirlah dengan :
اَلله ُأَكْبَرُ اَلله ُأَكْبَرُ اَلله ُأَكْبَرُ كَبِيْرًا
ALLOHU AKBAR ALLOHU AKBAR ALLOHU AKBAR KABIRO
Allah Maha Agung 3 x Sebenar benarnya Keagungan
(HR. Abdurrazaq)
Kalimat takbir dari Umar dan Ibnu Mas’ud:
اَلله ُأَكْبَرُ اَلله ُأَكْبَرُ لاَ إِلــٰـهَ ِإلاَّ الله ُوَالله ُأَكْبَرُ
اَلله ُأَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
ALLOHU AKBAR ALLOHU AKBAR LA ILAHA ILLAL
LOH WALLOHU AKBAR ALLOHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD
Allah Maha Agung 2 x Tiada tuhan selain Allah dan Allah Maha Agung, Allah Maha Agung dan bagi Allah segala pujian.
(Fathul Bari II:462)

5. DO’A TAHNI-AH ‘ID
Dari Jubair Bin Nufair berkata: “Para shahabat Nabi SAW jika mereka bertemu pada hari Raya, satu sama lain saling mengucapkan;
تَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكَ
TAQOBBALALLOHU MINNA WA MINKA
Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.
(Fathul Bari:II:446)

27. MEMBACA AL-QUR'AN SEBELUM TAHAJUD / tarawih (1)
Dari Kuraib, bekas budak Ibnu Abbas, sesungguhnya Abdullah Bin Abbas menceritakan kepadanya bahwa pada satu malam dia tinggal di rumah Maimunah, istri Nabi SAW, dia adalah bibinya. Lalu dia berbaring di tempat tidurnya dan Rasulullah SAW pun berbaring dan keluarganya. Kemudian beliau bangun ketika pertengahan malam atau sesaat sebelum atau sesudah tengah malam. Rasulullah SAW bangun kemudian duduk dan mengusap wajahnya setelah tidur kemudian membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran kemudian ia bangkit mengambil tempat air lalu berwudlu dengan sempurna kemudian beliau shalat. Ibnu Abbas berkata: “Kemudian aku menyusul dan melakukan seperti yang beliau lakukan dan bergegas di sampingnya, lalu beliau meletakkan tangan kanannya atas kepalaku dan memegang telingaku yang kanan, lalu beliau shalat dua raka’at, lalu dua raka’at, lalu dua raka’at, lalu dua raka’at, lalu dua raka’at, lalu dua raka’at, lalu berwitir. Beliau berbaring sampai datang mu-adzin, lalu bangun dan shalat dua raka’at yang ringan kemudian keluar melaksanakan shalat shubuh. (HR. Al-Bukhari)
Penjelasan :
- 10 ayat yang dimaksud dalam Muslim dimulai dari ayat 190

QS. Ali Imran 190-200
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
َلآ يَاتٍ ِلأُولِي ْالأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا
وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبَّنَا
مَا خَلَقْتَ هـٰـذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْـزَيــْتـَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ
أَنـــْصَارٍ رَبَّنَا إِنــَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِْْلإِيْمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبــِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذ ُنــُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئاَتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبــْرَارِ رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تــُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيعَادَ  فَاسْتــَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنــِّي لاَ أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنــْثــَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذ ُوا فِي سَبِيـلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا
َلأُ كَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئـَاتِهِمْ وَََ َلأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ
تـَجْرِي مِنْ تـَحْتِهَااْلأَنــْهَارُ ثـَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللهِ وَالله ُعِنْدَهُ
حُسْنُ الثــَّوَابِ لاَ يَغُرَّنــَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا
فِي الْبِلاَ دِ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثــُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبــِئــْسَ الْمِهَادُ
 لـٰـكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نُزُلاً مِنْ عِنْدِ اللهِ وَمَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ ِلِْلأَبــْرَارِ إِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَمَا أُنــْزِلَ
إِلَيْكُمْ وَمَا أُنــْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ ِللهِ لاَ يَشْتـَرُونَ بِآيَاتِ اللهِ ثـَمَنًاقَلِيلاً أُولَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبــِّهِمْ إِنَّ اللهَ
سَرِيعُ الْحِسَابِ  يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا
وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji." Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan-nya bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan-nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”
(QS. Ali Imran : 190-200)

28. DO’A TAHAJUD (2)
Dari Ibnu Abbas RA Sesungguhnya Rasulullah SAW jika hendak melaksanakan shalat di ujung malam (Tahajud) beliau berdo’a :
اَللــّٰـهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنــْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنــْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنــْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنــْتَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اَللــّٰـهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبــِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ خَاصَمْتُ وَبِكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ
وَمَا أَخَّرْتُ وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ وَمَا أَنــْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي
لاَ إِلــٰـهَ إِلاَّ أَنــْتَ
ALOHUMMA ROBBANA LAKAL HAMDU ANTA QOYYIMUS SAMAWATI WAL ARDLI WA LAKAL HAMDU ANTA ROBBUS SAMAWATI WAL ARDLI WA MAN FIHINNA WA LAKAL HAMDU ANTA NURUS SAMAWATI WAL ARDLI WA MAN FIHINNA ANTAL HAQ WA QOULUKAL HAQ WA WA’DUKAL HAQ WA LIQOUKA HAQ WAL JANNATU HAQ WAN NARU HAQ WAS SA’ATU HAQ. ALLOHUMMA LAKA ASLAMTU WA BIKA AMANTU WA ‘ALAIKA TAWAKALTU WA ILAIKA KHOSOMTU WA BIKA HAKAMTU FAGFIRLI MA QODDAMTU WA MA AKHORTU WA ASRORTU WA A’LANTU WA MA ANTA A’LAMU BIHI MINNI LA ILAHA ILLA ANTA.
“Ya Allah Rabb kami, bagi-Mu segala puji. Engkau penguasa langit dan bumi. Bagi-Mu pujian, Engkau pengurus langit, bumi dan seisinya. Bagi-Mu pujian, Engkau cahaya langit, bumi dan seisinya. Engkau lah kebenaran, firman-Mu benar, dan janji-Mu adalah benar, perjumpaan dengan-Mu adalah benar, surga-Mu adalah benar, neraka adalah benar dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah kepada-Mu aku berserah, beriman, bertawakal dan kepada-Mu aku bersandar dan mengadu serta berhukum, maka ampunilah aku atas dosa yang terdahulu dan terakhir, yang tersembunyi dan terlihat serta yang Engkau lebih ketahui daripada aku. Tiada Tuhan selain Engkau”. (HR. Al-Bukhari)
Penjelasan :
- Abu Abdillah, Qais Bin Sa’d Abu Az-Zubair dari Thawus membacanya QOYYAM. Mujahid membacanya AL-QOYYUMUL QO-IMU ‘ALA KULLI SYAI-IN. Umar membacanya QOYYAM.
- Do’a ini dibaca sebelum shalat tahajud. Imam Ibnu Khuzaimah berpendapat dibaca setelah takbiratulihrom sebagai do’a iftitah.

29. DO’A TAHAJUD (3)
Dari Ibnu Abdirrahman Bin Abra dari ayahnya Sesungguhnya Rasulullah SAW jika berwitir dengan (membaca pada raka’at pertama) SABBIHISMA ROBBIKAL A’LA, (raka’at kedua beliau membaca) QULYA AYYUHAL KAFIRUN dan (raka’at ketiga beliau membaca) QULHUWALLOHU AHAD, dan beliau jika telah salam membaca:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
SUBHANAL MALIKIL QUDDUS (3X)
“Maha suci Yang Maha Kuasa Yang Maha Kudus” (3x)
beliau meninggikan bacaannya pada yang ketiga.
(HR. An-Nasa-i)

30. DO’A TAHAJUD (4)
Dari Aisyah RA ia berkata: Aku tidak melihat Rasulullah SAW pada suatu malam di tempat tidur, maka aku mencari-cari sampai aku menyentuh tumitnya dan beliau di tempat shalatnya, beliau sedang berdo’a:
اَللــّٰـهُمَّ أَعُوذ ُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذ ُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنــْتَ
كَمَا أَثــْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
ALLOHUMMA A’UDZU BIRIDLOKA MIN SAKHOTIKA WA BI MU’AFATIKA MIN ‘UQUBATIKA WA A’UDZU-BIKA MINKA LA UHSHI TSANA-AN ‘ALAIKA ANTA KAMA ATSNAITA ‘ALA NAFSIK
“Ya Allah aku berlindung dengan ridla-Mu dari murka-Mu dan dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu dan aku berlindung dari-Mu kepada-Mu, tiada terhitung pujian atas-Mu seperti Engkau puji diri-Mu.” (HR. Muslim)
Penjelasan :
- Istilah tahajud sama dengan witir, qiyamullail, qiyamu ramadlan ataupun tarawih.
- Jumlah raka’atnya ganjil, dalam semalam tidak lebih dari 11 raka’at atau jika dilakukan setelah tidur dahulu ditambah 2 raka’at shalat iftitah sebelum yang 11 menjadi 13 raka’at.
- Cara pelaksanaannya antara lain :
a. 4 rkt + 4 rkt + 3 rkt
b. 3 x 2 rkt + 5 rkt
c. 4 x 2 rkt + 3 rkt
d. 5 x 2 rkt + 1 rkt
e. 4 rkt + 5 rkt + 2 rkt
f. 9 rkt (tahiyat awal pada raka’at ke 8) + 2 rkt
g. 7 rkt (tahiyat awal pada raka’at ke 6) + 2 rkt
h. 2 x 2 rkt + 5 rkt + 2 rkt

- Waktu pelaksanaan shalat tahajud setelah shalat Isya sampai datang waktu shubuh, baik sebelum tidur atau sesudah tidur.
- Dalam riwayat Muslim, QS. Ali Imran : 190-200 dibaca sambil menatap langit.


DO'A IFTHAR PALSU

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ و بك أمنت وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ برحمتك يا أرحم الراحمين

TIDAK ADA HADITSNYA !
Dalam Kitab "Mirqatul Mafatih" dinyatakan:

وأما ما اشتهر على الألسنة اللهم لك صمت [ وبك آمنت ] وعلى رزقك أفطرت فزيادة وبك آمنت لا أصل لها ، وإن كان معناها صحيحاً ، وكذا زيادة وعليك توكلت ولصوم غد نويت بل النية باللسان من البدعة الحسنة .
مرقاة المفاتيح ج 4 ص 426

"...Adapun do'a yang populer dengan tambahan WA BIKA AMANTU... tidak ada asalnya walaupun maknanya baik. (IV:426)

DO'A BUKA PUASA YG DLO'IF
Ditulis oleh : Al Ustadz ‘Abdul Hakim ‘Abdat

Di bawah ini akan saya turunkan beberapa hadits tentang dzikir atau do’a di waktu berbuka puasa, kemudian akan saya terangkan satu persatu derajadnya sekalian. Maka, apa-apa yang telah saya lemahkan (secara ilmu hadits) tidak boleh dipakai atau diamalkan lagi, dan mana yang telah saya nyatakan syah (shahih atau hasan) bolehlah saudara-saudara amalkan. Kemudian saya iringi dengan tambahan keterangan tentang kelemahan beberapa hadits lemah tentang keutamaan puasa yang sering dibacakan di mimbar-mimbar khususnya di bulan Ramadhan.


HADITS PERTAMA

Artinya :

“Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul ‘Alim (artinya : Ya Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. Ya Allah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui).

(Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya ‘Amal Yaum wa-Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu’jamul Kabir).

Sanad hadits ini sangat Lemah/Dloif
Pertama :
Ada seorang rawi yang bernama : Abdul Malik bin Harun bin ‘Antarah. Dia ini rawi yang sangat lemah.
Kata Imam Ahmad bin Hambal : Abdul Malik Dlo’if
Kata Imam Yahya : Kadzdzab (pendusta)
Kata Imam Ibnu Hibban : pemalsu hadits
Kata Imam Dzahabi : di dituduh pemalsu hadits
Kata Imam Abu Hatim : Matruk (orang yang ditinggalkan riwayatnya)
Kata Imam Sa’dy : Dajjal, pendusta.

Kedua :
Di sanad hadits ini juga ada bapaknya Abdul Malik yaitu : Harun bin ‘Antarah. Dia ini rawi yang diperselisihkan oleh para ulama ahli hadits. Imam Daruquthni telah melemahkannya. Sedangkan Imam Ibnu Hibban telah berkata : munkarul hadits (orang yang diingkari haditsnya), sama sekali tidak boleh berhujjah dengannya.

Hadits ini telah dilemahkan oleh Imam Ibnul Qoyyim, Ibnu Hajar, Al-Haitsami dan Al-Albani, dll.

Periksalah kitab-kitab berikut :
Mizanul I’tidal 2/666
Majmau Zawaid 3/156 oleh Imam Haitsami
Zaadul Ma’ad di kitab Shiam/Puasa oleh Imam Ibnul Qoyyim
Irwaul Gholil 4/36-39 oleh Muhaddist Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

HADITS KEDUA

Artinya :

“Dari Anas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Apabila berbuka beliau mengucapkan : Bismillah, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Aftartu (artinya : Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku berbuka).

(Riwayat : Thabrani di kitabnya Mu’jam Shogir hal 189 dan Mu’jam Auwshath).

Sanad hadits ini Lemah/Dlo’if

Pertama :
Di sanad hadist ini ada Ismail bin Amr Al-Bajaly. Dia seorang rawi yang lemah.
Imam Dzahabi mengatakan di kitabnya Adl-Dhu’afa : Bukan hanya satu orang saja yang telah melemahkannya.
Kata Imam Ibnu ‘Ady : Ia menceritakan hadits-hadits yang tidak boleh diturut.
Kata Imam Abu Hatim dan Daruquthni : Lemah !
Sepengetahuan saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : Dia inilah yang meriwayatkan hadits lemah bahwa imam tidak boleh adzan (lihat : Mizanul I’tidal 1/239).

Kedua :
Di sanad ini juga ada Dawud bin Az-Zibriqaan.
Kata Muhammad Nashiruddin Al-Albani : Dia ini lebih jelek dari Ismail bin Amr Al-Bajaly.
Kata Imam Abu Dawud, Abu Zur’ah dan Ibnu Hajar : Matruk.
Kata Imam Ibnu ‘Ady : Umumnya apa yang ia riwayatkan tidak boleh diturut (lihat Mizanul I’tidal 2/7)
Sepengetahuan saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : Al-Ustadz Abdul Qadir Hassan membawakan riwayat Thabrani ini di Risalah Puasa tapi beliau diam tentang derajad hadits ini ?


HADITS KETIGA

Artinya :
“Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Sumtu wa ‘Alaa Rizqika Aftartu.”

(Riwayat : Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Suni) Lafadz dan arti bacaan di hadits ini sama dengan riwayat/hadits yang ke 2 kecuali awalnya tidak pakai Bismillah.)

Dan sanad hadits ini mempunyai dua penyakit.

Pertama :
“MURSAL, karena Mu’adz bin (Abi) Zur’ah seorang Tabi’in bukan shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (hadits Mursal adalah : seorang tabi’in meriwayatkan langsung dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanpa perantara shahabat).

Kedua :
“Selain itu, Mu’adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang MAJHUL. Tidak ada yang meriwayatkan dari padanya kecuali Hushain bin Abdurrahman. Sedang Ibnu Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta’dil tidak menerangkan tentang celaan dan pujian baginya”.


HADITS KEEMPAT

Artinya :

“Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan :

ذَهَبَ الظَمَأُ، وَابْتَلَّتِ اْلعُرُوقُ، وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ.

DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL ‘URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (artinya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah).

(Hadits HASAN, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa’i 1/66. Daruquthni dan ia mengatakan sanad hadits ini HASAN. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239) Al-Albani menyetujui apa yang dikatakan Daruquthni.!

Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berpandangan : Rawi-rawi dalam sanad hadits ini semuanya kepercayaan (tsiqah), kecuali Husain bin Waaqid seorang rawi yang tsiqah tapi padanya ada sedikit kelemahan (Tahdzibut-Tahdzib 2/373). Maka tepatlah kalau dikatakan hadits ini HASAN.


KESIMPULAN

Maka dari penjelasan al ustadz ‘Abdul Hakim ‘Abdat di atas, maka doa berbuka puasa yang benar adalah DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL ‘URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (artinya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa Allah).

Doa berbuka puasa yang diambil dari hadits yang ke 1,2 dan 3 karena tidak syah (sangat dloif dan dloif) maka tidak boleh lagi diamalkan.

Sedangkan hadits yang ke 4 karena riwayatnya telah syah maka bolehlah kita amalkan jika kita suka (karena hukumnya sunnat saja).

***
Ditulis ulang dari milis As Sunnah online tanggal 03 Maret 2000

PENJELASAN :


Awalnya dari kajian Hadits Dlo’if karya Abdul Hakim Abdat pada hadits ke-3 yang menyimpulkan bahwa Do’a ke-3 itu dla’if dan tidak bisa diamalkan. Saya cari menggunakan Software hadits “Al-Jame’ Al-Kabir” dan “Maktabah Syamilah” ditemukan riwayat Ibnu Abi Syaibah ini :
مصنف ابن أبي شيبة ج: 2 ص: 344
109 ما قالوا في الصائم إذا أفطر ما يقول 9744 حدثنا محمد بن فضيل عن حصين عن أبي هريرة قال كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا صام أفطر قال اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت قال وكان الربيع بن خثيم يقول الحمد الله الذي أعانني فصمت ورزقني فأفطرت

Ibnu Abi Syaibah
dari
Muhammad Bin Fudlail
dari
Hushain Bin Abdurrahman
dari
Abi Hurairah. RA

Lalu saya telusuri setiap rawi mulai dari Ibnu Abi Syaibah dst sampai Abu Hurairah. Namun ketika sampai pada rawi Hushain Bin Abdurrahman ternyata tidak ada gurunya yang bernama Abu Hurairah atau Abdurrahman Bin Shakhr (nama Asli Abu Hurairah). Memang Abu Hurairah pernah menyampaikan hadits kepada yang namanya Hushain, tetapi Hushain Bin Al-Lajlaj bukan Hushain Bin Abdurrahman rawi hadits ini.

Setelah sekian lama mencari korelasi antar rawi hadits ini, ternyata bukan dari Abu Hurairah tetapi dari Abu Zuhrah, sebagaimana dimuat dalam Kitab Do’a Muhammad Bin Fudlail ini,

الدعاء لابن فضيل ، اسم المؤلف: أبو عبد الرحمن محمد بن فضيل بن غزوان الضبي الوفاة: 195هـ ، دار النشر : مكتبة الرشد – الرياض – 1419هـ - 1999م ، الطبعة : الأولى ، تحقيق : د عبد العزيز بن سليمان بن إبراهيم البعيمي
66 حدثنا ابن فضيل حدثنا حصين عن أبي زهرة قال كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا صام ثم أفطر يقول ( اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت )

الدعاء لابن فضيل ج 1 ص 237

Alhamdulillah, Allah melindungi kita dari kesalahan ini…

Maka hadits ke-3 riwayat Ibnu Abi Syaibah memiliki silsilah sanad rawi yang sama dengan riwayat Abu Dawud pada rawi Hushain dan Abu Zuhrah/Mu'adz Bin Zuhroh.

Adapun status Muhammad Bin Fudlail dari Hushain dari Abu Zuhrah
- Muhammad Bin Fudlail bin ghazwan bin Jarir : Tsiqat, memang menurut Ahmad Bin Hanbal "ia dituduh syi'i namun Haditsnya hasan." ia juga rawi Al-Bukhari
- Hushain Bin Abdirrahman, tsiqat.

Selanjutnya, saya fokuskan kepada rowi yang dijadikan alasan hadits ini dianggap dlo'if;

Pertama :
“MURSAL, karena Mu’adz bin (Abi) Zur’ah seorang Tabi’in bukan shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (hadits Mursal adalah : seorang tabi’in meriwayatkan langsung dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanpa perantara shahabat).

Kedua :
“Selain itu, Mu’adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang MAJHUL. Tidak ada yang meriwayatkan dari padanya kecuali Hushain bin Abdurrahman. Sedang Ibnu Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta’dil tidak menerangkan tentang celaan dan pujian baginya”.

RIWAYAT IBNU ABI SYAIBAH (HADITS KETIGA), DLO'IFKAH ?

Sebenarnya alasan dlo'if yang kedua sudah terjawab oleh Ibnu Hajar Al-'Asqalany dalam Syarah Abu Dawud sbb:

…Mu’adz Bin Zuhrah dan ada yang menyebut Abu Zuhrah Adh-Dhibby At-Tabi’i. Dalam At-Taqrib disebutkan. Seperti asalnya adalah Maqbul, hadits darinya mursal sehingga membingungkan siapa shahabat yang menyampaikannya secara mursal dengan ungkapan “telah menyampaikan kepada kami, sesungguhnya Rasulullah SAW…”

Ibnu Hajar berpendapat: (Abu Dawud) mengeluarkan hadits ini dalam sunan dan “al-Marasil” dengan satu lafadz. Al-Bukhari menyebutkan nama Mu’adz sebagai tabi’in tetapi ia berkata Mu’adz Abu (Zuhrah). Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Hibban memasukkannya dalam ‘rawi tsiqat” sedangkan Al-Syairazy mencantumkannya dalam “shahabat” tapi disalahkan oleh Al-Mustagfiry. Mungkin saja hadits ini “Maushul” walaupun Mu’adz seorang tabi’in karena ada kemungkinan ia menyampaikan dari shahabat, karenanya Abu Dawud memuatnya dalam Sunan nya dan juga dalam “Al-Marasil” (Faidhul qadir V:106)

Sedangkan bantahan yang kedua dimuat oleh al-'Asqalany dalam Tuhfatul Asyraf تحفة الأشراف ج 13 ص 313 antara lain menyebutkan bahwa kalimat BALAGHOHU memungkinkan hadits ini MAUSHUL bersambung sanadnya.

Diantara yang memandang hadits ini hasan dan tidak mendlo'ifkannya serta tentunya MA'MUL BIH (bisa diamalkan) termuat dalam :

1. Asnal Mathalib

وينبغي له أَنْ يَقُولَ بَعْدَ وفي نُسْخَةٍ عِنْدَ الْإِفْطَارِ اللَّهُمَّ لك صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت لِلِاتِّبَاعِ رَوَاهُ أبو دَاوُد بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ لَكِنَّهُ مُرْسَلٌ وَرُوِيَ أَيْضًا أَنَّهُ صلى اللَّهُ عليه وسلم كان يقول حِينَئِذٍ اللَّهُمَّ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
أسنى المطالب في شرح روض الطالب ج 1 ص 422

2. Raudhatul Muhadditsin

Abdul Qadir Al-Arnauth menyatakan : "Namun hadits ini memiliki syawahid yang menguatkannya."

روضة المحدثين - (ج 10 / ص 304)
4729 - عن معاذ بن زهرة أنه بلغه أن النبى صلى الله عليه وسلم كان إذا أفطر قال : " اللهم لك صمت و على رزقك أفطرت " .
** د
( الأذكار 162/1 )
** مرسل
** تعقيب : قال عبد القادر الأرناؤوط 1 / 162 : و لكن له شواهد يقوى بها .

3. Badrul Munir. "Hadits ini diriwayatkan pula secara muttasil."

وقد روي هذا الحديث متصلاً أيضاً ، رواه الدارقطني في
( ( سننه ) ) ( 6 ) من حديث ابن عباس مرفوعاً وقال : ' صمنا وأفطرنا '
البدر المنير ج 5 ص 361

4. Tuhfatul Muhtaj : "Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan ia tidak mendlo'ifkannya.

رواه أبو داود ولم يضعفه وهو مرسل

تحفة المحتاج ج 2 ص 96

5. Zadul Ma'ad ; Ibnul Qayyim Al-Jauziyah mencantumkan do'a ini
زاد المعاد ج 2 ص 237

Catatan : Mursal tabi'in (Abu Zuhroh) termasuk mursal yg dimungkinkan dari rawi tsiqat sehingga Abu Dawud memuatnya dalam "Al-Marasil" juga riwayat "Balaghat" ada kemungkinan Maushul seperti riwayat Imam Malik. (Mausu'ah 'Ulum Hadits Syarif, Wizaratul Awqaf,Mesir : 186)

(Mengapa do'a Tidak Terkabul, Subhan Nurdin)
Wallohu A'lam Bish Showwab

Kerudungku Bagus Ramadhan

Kerudungku Bagus Ramadhan